Kagumi Kepemimpinan Indonesia, Presiden Mali Ingin Tingkatkan Kerja Sama dengan RI

By Admin

nusakini.com--Peran aktif dan kepemimpinan Indonesia yang kuat di fora internasional mendapat pengakuan tersendiri dari Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita. Pengakuan ini telah dibuktikan dengan diberikannya dukungan unilateral dari Pemerintah Mali terhadap pencalonan Pemri sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB untuk Periode 2019-2020. 

Usai upacara penyerahan surat-surat kepercayaan dari Dubes RI Dakar, Mansyur Pangeran, yang juga merangkap Mali di Istana Kepresidenan Mali pekan lalu, Presiden Keita menyampaikan bahwa Ia mengapresiasi dan berterima kasih atas kontribusi aktif Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian PBB di Mali (MINUSMA) yang secara nyata telah memberikan kemajuan positif terhadap proses perdamaian di Mali. 

Indonesia yang merupakan salah satu kontributor terbesar pada operasi peace keeping force di dunia, saat ini memiliki 16 anggota TNI yang sedang bertugas di Mali. Sebelumnya, pada kurun waktu 2015-2016, Indonesia juga telah men-deploy sebanyak 146 pasukan pemelihara perdamaian yang tergabung dengan MINUSMA. 

“The spirit of Asia-Africa Conference di Bandung, telah menginspirasi negara-negara Afrika untuk merdeka terlepas dari belenggu penjajah, termasuk Mali yang merdeka dari Perancis tahun 1960,” demikian disampaikan Presiden Keita yang sangat mengagumi model kepemimpinan Presiden Sukarno. 

Kepada Dubes Mansyur, Presiden Keita juga menyatakan kekagumannya terhadap Presiden Habibie sebagai seorang scientist yang telah meletakkan Indonesia sebagai negara maju yang sekarang memiliki berbagai produk industri strategis yang sangat diperlukan oleh negara-negara di Afrika termasuk Mali. 

Dalam pertemuan Tete-a-Tete dengan Presiden Keita, Dubes Mansyur menyampaikan salam hangat dan persahatan dari Presiden Joko Widodo serta ucapan terima kasih dari Pemri kepada Presiden Keita atas dukungan secara unilateral Pemerintah Mali pada pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB, serta dukungan-dukungan dan kerja sama lainnya di fora internasional yang telah berjalan baik selama ini. 

Dubes Mansyur menegaskan keinginan yang kuat dari Pemri untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang politik termasuk melalui operasi peace keeping force PBB di Mali yang tergabung dengan MINUSMA. 

Sementara itu, di bidang ekonomi Dubes Mansyur menyampaikan perlunya penguatan hubungan perdagangan kedua negara di berbagai bidang utamanya di area industri strategis seperti pesawat produksi PT. DI, kapal buatan PT. PAL, kereta Api buatan PT. INKA, senjata buatan PT. Pindad, pakaian militer buatan PT. Sritex, dan produk-produk lainnya. (p/ab)